Selamat Datang di MediaNagaNews.Com ➤ Konsisten - Menyuarakan - Berkomitmen ➤ Semua Wartawan MediaNagaNews.Com dilengkapi dengan ID Card Wartawan.

BBM Langka di Sumut, Gubernur Edy Rahmayadi Panggil PT.PERTAMINA


MEDIANAGANEWS.COM, MEDAN – Dalam rangka terkait kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah kabupaten/kota beberapa waktu yang lalu, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi memanggil PT. Pertamina. Gubsu meminta hal tersebut untuk tidak terulang kembali di daerah Sumut sekitarnya dan segera dilakukan langkah - langkah antisipasi.

“Saya tanyakan kenapa langka, dan Pertamina sudah berjanji tidak akan terjadi lagi,” cetus Gubsu Edy Rahmayadi usai pertemuan bersama dengan Eksekutif General Manager PT Pertamina Petra Niaga Sumatera Bagian Utara Asep Wicaksono beserta jajarannya, bertempat di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Kamis (21/10/2021).

Edy beranggapan, bahwa BBM adalah salah satu unsur yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat. Apalagi saat ini masih dalam masa pemulihan ekonomi. Masyarakat perlu beraktivitas, khususnya di sektor ekonomi. Hampir setiap kegiatan ekonomi memerlukan BBM.

“BBM ini kan penting, jangan langka lagi dia, hampir setiap kegiatan orang memerlukan BBM karena itu dia vital,” tegas orang nomor satu di jajaran Pemprov Sumut tersebut.

Eksekutif General Manager PT Pertamina Petra Niaga Sumatera Bagian Utara Asep Wicaksono mengatakan, pihaknya telah mengamankan stok BBM di Sumut. Asep berjanji, pihaknya akan menyediakan stok BBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat Sumut.

“Penambahan stok sesuai dengan kebutuhan masyarakat Sumut, berapapun kebutuhan masyarakat akan kami penuhi, ” ujar Asep.

Dijelaskannya, antrean yang terjadi di berbagai SPBU di Sumut terjadi lantaran beberapa hal. Misalnya untuk solar, ada kuota terbatas di Sumut. Kini Pertamina telah menambah kuota untuk stok tersebut sejak minggu lalu. “Kami lihat di lapangan sudah terlihat cair (antrian),” imbuhnya.

Selain itu, ada permasalahan lain seperti kurangnya stok yang diproduksi hingga akhirnya Pertamina mengimpor produk tersebut. Lantaran mengimpor, mekanisme memerlukan waktu lama. “Impor itu tidak seperti beli barang biasa, ada mekanisme, kebetulan di tempat belinya ada antrean luar biasa, kami juga sudah mempelajari hal itu agar tidak terjadi lagi,” pungkas Asep. (Rio-PR)